Sabtu, 13 April 2019

Menelisik Perbatasan RI - PNG " SKUOW"


Sobat Blogger....

Perbatasan RI-PNG di Skouw distrik Muaratami Kota Jayapura menjadi daya tarik wisata baru bagi wisatawan, baik itu wisatawan lokal maupun dari luar Papua. Mengisi liburan Natal, masyarakat kota Jayapura kini tidak hanya wisata ke pantai, tetapi banyak juga yang mengunjungi perbatasan RI-PNG di Skouw.

M@s Letterno beserta Om Ravi dan Lae Oslwando termasuk  penunjung perbatasan yang baru pertama kali ke perbatasan sedangkan Mas Bro Agung (Dantim) ini merupakan kali ke 2 Walaupun awalnya suh sempet juga tercengan melihat perubahan yang demikian cepat, dan kali ini kami besama-sama Tim dari kantor datang ke Jayapura sengaja menyempatkan diri sekalian ada tugas khusus berkunjung ke sini  sambil mengisi kekosongan waktu disela-sela kegiatan resmi (karana hari ini bertepatan dengan hari Minggu adalah hari Ibadah penduduk setempat)hehehehe…..

Menurut temen-temen sih rasanya belum lengkap jika ke Jayapura tidak singgah melihat langsung dari dekat ke perbatasan antar 2 negara dan ternyata memang benai sih…, oleh karena itu jika Sobat Blogger datang kesini maka sempatkanlah untuk singgah daripada menyesal dikemudian hari sudah jauh2 datang tidak dapat memiliki kenangan di Perbatasan yg tidak semua orang memiliki kesempatan seperti ini karena sweeer dach “Perbatasan sekarang sudah bagus dan cukup megah, tentunya ini menjadi kebanggaan tersendiri jika kita pernah berkunjung ke Jayapura,”.

Selain menikmati indahnya pemandangan disekitar perbatasan disini kita bisa juga memanfaatkan untuk berfoto, karena banyak spot yang indah, mulai dari gerbang masuk yang ada tulisan Skouw, patung garuda, Border post of Indonesia, hingga pintu gerbang perbatasan yang lama, jika hari pasar bisa masuk wilayah lintas batas, dan bisa belanja barang-barang PNG yang dijual di pasar tersebut. untungnya keberadaan kita disana didampingi oleh rekan2 Satgas Pamtas dari Yonif 328 dimana mereka telah  bertugas disini selama kurang lebih 5 bulan yang lalu sehingga kamipun dapat leluasa jalan-jalan disana atas bantuan koordinasi rekan2 satgas dengan Tentara PNG yg sedang bertugas juga diperbatasan negara mereka bahkan sempet bel sauvenir seperti Topi PNG yg saya yakin tdk dijual di tempat lain selain disini dan bahkan Bro Agung selain beli Topi juga sempat borong Gelas PNG Walaupun cuma 1 buah hehehe....... "Rejeki Anak Sholeh kaleee yach.....hehehe....


Menurut info Om Teguh driver kita dari Denzipur 10 Kodam XVII/Cendrawasih yang di tugaskan untuk melayani kami selama di Jayapura ini sedikitnya 5.000 wisatawan lokal dan mancanegara per pekan mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Kota Jayapura yang diresmikan Presiden Joko Widodo waktu yang lalu dan jumlah 5.000 pengunjung ini bisa dilihat pada Sabtu dan Minggu atau hari libur. Per harinya, jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai 500 orang baik itu lokal maupun mancanegara,” hal tersebut juga sesuai info dari Bang Erwin Dansatgas Yonif 328.






Beliau juga menyampaikan, untuk hari pasar yakni Selasa dan Kamis, biasanya wisatawan dari Papua Nugini bisa mencapai 1.500 orang. “Minat masyarakat baik dari Indonesia khususnya Papua dan Papua Nugini sangat tinggi untuk mengunjungi PLBN Skouw, bisa dilihat banyaknya kendaraan yang masuk ke wilayah perbatasan ketika Sabtu dan Minggu seperti bus, kendaraan roda dua serta empat,” katanya sich…..





Sehingga sepertinya Pemerintah terus menyiapkan sejumlah fasilitas untuk menunjang pelayanan di PLBN Skouw seperti tempat penukaran uang antara Uang KINA & RUPIAH, pasar modern hingga lokasi parkir yang lebih luas. “Kami tidak menyangka jika jumlah kunjungan wisatawan akan sebanyak itu, sehingga cukup membuat suibuk anggota Satgas yg dipimpinnya terutama meningkatkan keamanan dan kenyamanan bahkan infonya pemerintah ke depannya akan terus membenahi fasilitas PLBN Skouw seperti memperluas lahan parkir,” katanya lagi.


Sobat Blogger…..

Disini M@s Letterno sempet lihat anak-anak muda disini tersenyum manis berpose di dekat patung Garuda Pancasila, sambil mengaktifkan kamera ponselnya. Di sudut yang lain, para pedagang yg sebagian besar warga dari makassar sedang bertransaksi membeli berkarung2 buah "Fanili" utk di jual kembali ke kota2 di Indonesia jadi kegiatan rutin  ini adalah menyajikan suasana di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu, daerah Skouw yang dulunya sempat ditakuti banyak orang.
Kamipun sempat berjumpa dengan salah satu wisatawan dari PNG sendiri bernama "Loise Manrouf" yg dgn gaya nyentriknya berjalan sambil menyetel musik lagu2 dari Australia menggunakan speker bloothot dg suara sedikit keras tapi cukup menghibur kita juga sih dan begitu kita ajak ngobrol ternyata orang PNG berbicara dengan menggunakan bhs Inggris tanpa Grammer sehingga agak sulit juga utk nyambung hehehe....


"Saya masuk ke sini tahun 1983. Dulu masih rawan," kata Kepala Sub Seksi Hanggar Pabeanan dan Cukai, Yohanis Homalilo, bercerita kepada kami saat memandu di PLBN Skouw, Muara Tami.

Yohanis masih ingat betul pada dekade itu, pos lintas batas yang dia tempati masih berada di dekat jembatan Sungai Tami, belum berada di PLBN yang sekarang. Saat dia bertugas dulu, jalan masih berupa bebatuan. Orang-orang lintas negara sangat bebas berlalu-lalang melakukan apapun dan membawa apapun.




"Karena dulu di sebelah pos sudah kebunnya PNG (Papua Nugini)," kata dia. 

Sebagai pendatang dari Kupang, dia selalu meraba-raba tingkat keamanan waktu itu, soalnya belum banyak penduduk di sekitar pos. Dia tak berani sembarangan bergerak jauh dari pos. Perlu pengawalan dari personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) TNI bila dia hendak bergerak jauh dari pos.

"Dulu rawan, OPM (Organisasi Papua Merdeka) dulu orang bilang," memang sih awalnya juga kami sedikit was2 berkunjung saat ini karena baru teringat klo saat ini bertepatan dgn menjelang Pemilu, jadi teringat peristiwa hampir 5 tahun yg lalu tepannya tahun 2014 kala itu terjadi penembakan dari gerombolan OPM terhadap personel Satgas yg sedang bertugas saat itu sama waktunya dg sekarang sama2 detik2 menjelang Pemilu.











Berangsur-angsur infrastruktur jalan dibangun. Sejak era Presiden SBY, bahkan saat kami datang  jalanan dari arah Ifar Gunung sudah relatip bagus apalagi dari Skow  menuju Kota Jayapura sudah hampir semua sudah diaspal karena saat kami melintas saking mulusnya sampai-sampai Om Ravi dan Om Oswaldo rata2 lehernya sampai patah dan matanaya hampir busuk setiba di Jayapura utk makan siang bersama Lae Sihombing personel Ajendam XVII/ Cendrawasih tepatnya di Rumah Makan "DUTA" untuk menyantap Ikam Mujahir Khas Jayapura ygsangat  digemari Bro Agung Dantim. 

Pada dasarnya walaupun demikian sekarang sudah berbeda dimana PLBN Skouw kini sudah dijamin aman. Warga Kota Jayapura, warga luar pulau Papua, warga Papua Nugini, bahkan warga luar negeri semakin banyak yang ke kawasan ini. Swafoto (selfie) menjadi aktivitas lumrah di sini. 

"Dulunya, mereka takut ke daerah perbatasan karena rawan. Tapi sekarang daerah perbatasan kita sudah menjadi daerah wisata. Setiap Minggu dan Sabtu masyarakat Kota dan dari luar Kota menjadikannya tempat wisata,

Keamanan menjadi aspek nomor satu yang dibutuhkan warga perbatasan. Dengan terpenuhinya syarat keamanan, maka program-program pembangunan lainnya bisa dijalankan dengan baik. Di kawasan ini, personel TNI Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) selalu berjaga, ada pula Kantor Polisi Sub Sektor Skouw yang bertempat di dekat PLBN selain itu juga terbangun kantor RRI yang tidak lain merupakan Savehouse Tim Satgas Intelkopassus 16 sekaligus timnya Bro Arief temen sejawat kami di Bandung.

Maka bersyukurlah M@s Letterno berkesempatan berkunjung saat ini dalam kondisi yang kondusif walaupun masih harus ditemani  oleh rekan2 dari Yonif 328 yang  saat ini sedang berdinas sebagai Pamtas dan didampingi Om Billy personel Satgas Intelkopasus 16 yang  lengkap dengan covernya .































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...