Sobat Blogger.......
Saat ini M@s Letterno berkunjung ke Negeri Kaitetu dimana terdapat salah satu masjid tertua di Nusantara. Adalah Masjid Wapauwe yang katanya berdiri tahun 1414 M. Dari Bang Ivan mengalir cerita panjang tentang Masjid Wapauwe yang mana akal rasional bisa menganggapnya aneh tapi karena kekuasaan Ilahilah, hal demikian bisa betul terjadi.
Saat ini M@s Letterno berkunjung ke Negeri Kaitetu dimana terdapat salah satu masjid tertua di Nusantara. Adalah Masjid Wapauwe yang katanya berdiri tahun 1414 M. Dari Bang Ivan mengalir cerita panjang tentang Masjid Wapauwe yang mana akal rasional bisa menganggapnya aneh tapi karena kekuasaan Ilahilah, hal demikian bisa betul terjadi.
Konon katanya Masjid Wapauwe dulunya masjid tua ini didirikan di
Wawane. Kemudian, karena kedatangan Belanda yg
mengganggu masyarakat setempat, masyarakat Wawane lalu berpindah ke daerah
Tehala bersama dengan gotong royong memindahkan masjidnya. Di Tehala, masjid
didirikan di bawah pohon mangga berabu yang dalam bahasa setempat disebut
Wapauwe. Sejak itulah dikenal dengan nama Masjid Wapauwe
.
Tahun 1646, Belanda berhasil
menguasai wilayah Hitu dan berkebijakan semua Masyarakat Tehala pun dipaksa
pindah ke Kaitetu. Masjid Wapauwe lantas ditinggalkan semua penduduknya. Namun,
pada paginya masyarakat Kaitetu dikejutkan dengan kehadiran gaib Masjid Wapauwe
lengkap dengan isi dan perlengkapannya. Sejak saat itulah masjid yang
berkontruksi kayu dan pelepah sagu kering ini berdiri tetap di Negeri Kaitetu
dan mengalami berkali-kali renovasi tanpa mengubah unsur aslinya.
Saya masuk ke dalam masjid dan
Bang Ivan menunjukkan mushaf Al Quran yang konon tertua di Indonesia. Yang
paling tua adalah mushaf karya Imam Muhammad Arikulapessy – imam pertama masjid
Wapauwe – yang selesai ditulis tangan tahun 1550.
Di dalam masjid Wapauwe, ada juga karya peninggalan Nur Cahya seperti: Kitab Barzanji atau syair puji-pujian Nabi Muhammad SAW, sekumpulan naskah khotbah seperti Naskah Khutbah Jumat Selain itu, terdapat bedug dan mimbar tua di dalam Masjid Wapauwe.
Meski sudah sangat tua dan
luasnya kecil mirip surau di Jawa, masjid ukuran sekitar 10 x 10 meter Masjid
Wapauwe tidak menggunakan paku atau pasak di tiap sambungan kayu. Pada tiap
sudut atapnya yang bertingkat dua dan berbahan rumbia ini terdapat kayu
berukiran tulisan Allah dan Muhammad yang tiga di antaranya masih asli sejak
pertama dibangun.Di dalam masjid Wapauwe, ada juga karya peninggalan Nur Cahya seperti: Kitab Barzanji atau syair puji-pujian Nabi Muhammad SAW, sekumpulan naskah khotbah seperti Naskah Khutbah Jumat Selain itu, terdapat bedug dan mimbar tua di dalam Masjid Wapauwe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar