Untuk urusan mode, Khadafi memang terbilang nyeleneh. Di banding pemimpin negara lain yang lebih memilih setelan resmi yang terdiri atas jas, kemeja, serta celana pantalon, Khadafi justru tampil eklektik.
Contohnya saja saat G8 Summit di L'Aquila, Italia, pada 2009. Di antara para pemimpin dunia yang berbusana setelan resmi, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Khadafi terlihat mencolok dengan gaya ala "Saturday Night Fever".
Sang Kolonel mengenakan setelan serbaputih lengkap dengan barisan pita tanda jasa, emblem berbentuk Afrika berwarna hijau (warna nasional Libya) serta bisht (luaran khas Arab). Tidak hanya itu, tata rambutnya pun bergaya layaknya rock star, jauh dari tatanan khas politikus yang konservatif dan serbarapi. Karenanya,wajar bila Khadafi dijuluki dictator chic oleh Vanity Fair.
Pasalnya, pria yang telah memimpin Libya selama lebih dari 40 tahun itu tidak pernah ragu mengombinasikan beragam gaya, mulai dari gaya rebel ala Christian Lacroix hingga sentuhan aksesori milik si anjing putih Snoopy.
Khadafi pun kerap kali terlihat bergaya seperti pianis kenamaan Amerika, Liberace, yang terkenal gemar berbusana eksentrik Beliau tidak selalu sukses tampil chic dan banyak pengamat mode menyebutnya sebagai "fashion disaster", tapi dia tetap konsisten tampil eklektik, terutama dengan bros Afrika serta sederetan pita tanda jasa berwarna-warni. Khadafi juga dikenal tidak punya staf khusus yang bertanggung jawab atas penampilannya. Dia mengaku memilih sendiri busana yang dikenakannya dalam setiap event.
Rumor yang beredar menyebut bahwa gaya busana eksentrik Khadafi merupakan hasil konsultasinya dengan desainer Libya, yang menimba ilmu mode di Swiss, Italia, dan London, Rabia Ben Barka. Namun saat hendak diwawancara oleh Aljazeera, Barka menolak dan mengatakan bahwa itu adalah hal privasi.
Bagi Khadafi, gaya kasual adalah celana pantalon putih dipadankan dengan kemeja bermotif benua Afrika atau foto para pahlawan nasional Libya, lengkap dengan sepatu bergaya Kuba nan mengkilap. Sementara untuk acara kenegaraan atau kunjungan resmi, Khadafi kerap memilih tampilan "nyentrik", mulai dari mengenakan tunik panjang bermotif tribal hingga bisht dalam palet mencolok.
"Satu hal yang harus dikagumi dari Moammar Khadafi adalah konsistensi dan kecintaannya pada daerah asalnya," tulis Vanity Fair dalam artikel Colonel Qaddafi: A Life in Fashion.
Selain itu, jika diperhatikan dengan teliti, gaya berbusana Khadafi mengikuti gaya pan-Africanism, bukan gaya tribal ala Afrika Utara ataupun Arab, melainkan lebih mengacu pada gaya berbusana sub-Sahara, di mana Libya berlokasi.
Khadafi juga gemar bergaya ala padang pasir yang mengacu pada suku asalnya, Bedouin di Sirte. Sebagai aksesori tambahan, Khadafi pun kerap "menempelkan" foto para pahlawan Libya.
Salah satunya saat kunjungan ke Roma, di mana Khadafi memasang foto Omar al-Mukhtar, pahlawan nasional Libya yang dieksekusi oleh penguasa Italia pada 1930-an. Namun, Khadafi juga tidak jarang berdandan chic. Seperti ketika dia mengadakan kunjungan kenegaraan ke Prancis.
Pada waktu itu, Khadafi memilih tampilan simpel dengan hanya mengenakan setelan ditambah mantel panjang dan scarf tebal yang mengingatkan pada gaya elegan penyanyi kabaret Prancis, Aristide Bruant. Tidak lupa, emblem Afrika berwarna hijau tersemat apik di mantelnya.
Berkenaan dengan gaya berbusana eksentrik Khadafi yang terkenal ke seluruh dunia, Presiden Israel Simon Peres mengatakan, Khadafi tidak seharusnya menjadi pemimpin negara, melainkan bekerja di rumah mode Dior.
"Saya pikir Khadafi seharusnya bekerja untuk Dior. Dia selalu berganti gaya, berinvestasi ribuan dolar untuk membeli berbagai macam topi aneh dan baju-baju yang lebih aneh. Dia hanya membuang-buang uangnya," kritik Peres, seperti dilansir Ynet.
Ternyata Khadafi tidak hanya "eksentrik" dalam urusan busana. Dia juga punya cara unik untuk melindungi dirinya. Jika pemimpin negara lain punya agen-agen pengamanan bersetelan rapi macam secret service Amerika Serikat, Khadafi justru dilindungi 40 wanita. Dikenal dengan "Amazonia Guard" atau Pasukan Amazon, pasukan pengamanan pribadi Khadafi ini justru jauh lebih berbahaya daripada pria-pria bersetelan dengan kacamata hitam.
Kebiasaan unik Khadafi lainnya adalah selalu menolak tidur di hotel dan memilih tidur di dalam tenda Bedouin yang dijuluki flying tentalias tenda terbang.
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar