Cerita-cerita tentang Aceh, nggak lengkap rasanya kalau cuma berkisah tentang Konflik bersenjata dulu, kopi Gayo Ulle kareng atau Ganja... ada yang menjadi daya tarik tradisi di sini yaitu Kuliner MIE ACEH.
Dengan rasanya yang kaya akan bumbu dan rempah, Mie Aceh sekarang sudah bisa membuatku "membelot" dari kuliner mie fave ku, yakni Bakmi Godog/goreng Jawa..... (Nyuwun katah pangapuranipun Mbah Dumuk Sleman, Pak Geno Karangkajen, Mie Kadin dan Mie Pele Alun-alun... ilat kula pun mboten mempan maleh... ^_^).
Tapi seperti juga kuliner yang lain, nyoba atau datang ketempat yang ga pas, juga ga akan ada penilaian kualitatif yang lebih. Hampir 1 dasawarsa aku keliling Aceh, sudah nyoba berbagai masakan Mie, termasuk yang katanya kesohor enak meng-internasional, Mie Aceh "X" di Peunayong-Town pusatkota Banda.. menurutku ga ada apa2 nya.. selain karena dia udah lama jualan.
Jatuh cintaku pada Mie Aceh, berawal 2005 saat aku mencoba Mie Lala (dulu) di bilangan perempatan Lamprit, Banda Aceh. Waktu itu Bang Yaya (48), penjual sekaligus jurumasaknya masih berjualan ala kadarnya, menumpang di kedai kopi orang plus menu yang cuma satu saja, Mie Daging Sapi. Bang Yaya yang aseli dari Desa Lala, kecamatan Mila, Kab. Aceh Pidie NAD, ini memang memiliki talenta memasak Mie Aceh sejak muda. Dia pernah berjualan di daerah Jagakarsa Pasar Minggu Jakarta.
Tapi seperti juga kuliner yang lain, nyoba atau datang ketempat yang ga pas, juga ga akan ada penilaian kualitatif yang lebih. Hampir 1 dasawarsa aku keliling Aceh, sudah nyoba berbagai masakan Mie, termasuk yang katanya kesohor enak meng-internasional, Mie Aceh "X" di Peunayong-Town pusat
Jatuh cintaku pada Mie Aceh, berawal 2005 saat aku mencoba Mie Lala (dulu) di bilangan perempatan Lamprit, Banda Aceh. Waktu itu Bang Yaya (48), penjual sekaligus jurumasaknya masih berjualan ala kadarnya, menumpang di kedai kopi orang plus menu yang cuma satu saja, Mie Daging Sapi. Bang Yaya yang aseli dari Desa Lala, kecamatan Mila, Kab. Aceh Pidie NAD, ini memang memiliki talenta memasak Mie Aceh sejak muda. Dia pernah berjualan di daerah Jagakarsa Pasar Minggu Jakarta.
Seiring perkembangan waktu, orang lain tentunya juga mengejar kualitas kenikmatan dibanding sekedar nama besar. Mie Lala mengalami kemajuan yang amat drastis. Sejak pertengahan 2008, Bang Yaya sudah mampu membeli dua unit Ruko di jalan Syiah Kuala Banda Aceh. Kemudian 2 ruko ini disatukan untuk Rumah Makan Mie LALA nya, supaya lebih luas dan nyaman Menu yang ditawarkan pun kini beraneka ragam, dari Mie Goreng/Rebus Kepiting, Daging Sapi, Ayam, Jamur, cumi, sotong, udang, seafood. Dan yang paling jadi incaran pengunjung : MIE SPESIAL DAGING RUSA...
-->Dengan kebersihan dan kenyamanan tempat serta kualitas masakan yang terjaga (Bang Yaya tetap memasak sendiri ... walau sudah punya pegawai 15 orang), ditambah harga yang terjangkau, membuat Rumah Makan Mie LALA tak pernah sepi pengunjung. Sebagai gambaran Mie Daging Rusa seporsinya Rp. 20.000, Mie Lala Special (Seafood dan kepiting) Rp. 25. 000 serta yang menu lain antara 10 rb s.d Rp 17.500.. Jadi.. kalau ada sobat fesbuk or blogger yang kebetulan sampai di Banda Aceh... saya siap mengantar ke Mie Lala (ngantar lho ya.. bukan nraktir whahahahaha..). Nggak lengkap visit ke Banda Aceh, tanpa menikmati Mie kaya rasa ini...
Ditunggu Fren!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar