Sobat Blogger.......
Menurut cerita dari Bang Laukaki sebelum menjadi benteng, tempat ini adalah loji milik Portugis untuk menyimpan rempah rempaH ( Cengkih dan Pala ). Benteng ini sangat berarti bagi Portugis karena pada masa itu, Teluk Ambon merupakan jalur keluar-masuk kapal-kapal dagang di Maluku. Daerah ini dijadikan Portugis sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan basis pertahanan dalam menghadapi serangan kapal asing.
Menurut cerita dari Bang Laukaki sebelum menjadi benteng, tempat ini adalah loji milik Portugis untuk menyimpan rempah rempaH ( Cengkih dan Pala ). Benteng ini sangat berarti bagi Portugis karena pada masa itu, Teluk Ambon merupakan jalur keluar-masuk kapal-kapal dagang di Maluku. Daerah ini dijadikan Portugis sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan basis pertahanan dalam menghadapi serangan kapal asing.
Padan 1512 tabangunan
utama dari benteng Amsterdam pertama kali dibangun oleh Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Maluku
merasa dirugikan oleh keserakahan Portugis dalam memperoleh keuntungan atas
rempah-rempah di Nusantara.
Akhirnya hingga akhir abad ke-16 rakyat Maluku melakukan
perlawanan terhadap Portugis. Situasi ini dimanfaatkan oleh Belanda
untuk memenangkan hati masyarakat Maluku dan menjejakkan riwayatnya di tanah
Maluku. Setelah Belanda datang dan menguasai Pulau Ambon pada tahun 1605, mereka
mengalahkan Portugis dan mengambil alih loji Portugis tersebut. Mereka
mengubahnya menjadi kubu pertahanan yang dilakukan oleh Gubernur Belanda Jean Ottenspada tahun 1637.
Hal ini juga didukung dengan terbentuknya Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) Perubahan
fungsi loji dilakukan karena saat itu sedang terjadi pertempuran antara Belanda
dengan Kerajaan Tanah Hitu atau Kerajaan Kerajaan Hitu Pertempuran tersebut terjadi
pada tahun dan 1633-1654 dari
Kerajaan Hitu dipimpin oleh Kapitan Kakialy.
Lantai satu berbata merah dan lantai dua dan
lantai tiga berkayu. Di lantai bawah ada penjara dan mesiu. Di setiap sisi
bangunan terdapat jendela. Di depan benteng terdapat prasasti dengan
lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Prasasti itu
bertuliskan: BENTENG AMSTERDAM. Mulai Dibangun Oleh: Gerrard Demmer
pada tahun 1642.
Benteng Amsterdam termasuk benteng yang
terpelihara di Maluku yang memiliki museum kecil sebagai tempat penyimpanan
barang-barang peninggalan masa lalu. Lantai satu, dua dan tiga digunakan
sebagai tempat tinggal tentara Belanda. Lantai satu digunakan sebagai
tempat tidur para serdadu, lantai dua untuk tempat pertemuan para perwira dan
lantai tiga digunakan untuk pos pemantau. Atap benteng ini berwarna merah dan
tidak asli lagi. Benteng Amsterdam berada di samping lautan yang menghadap ke pulau Seram.
Benteng
ini ditinggalkan oleh Belanda dalam keadaan rusak dan telah ditumbuhi sebatang
pohon Beringin besar
pada awal tahun 1900. Dari
awal bulan Juli tahun 1991 hingga
bulan Maret tahun 1994, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kantor Wilayah
Provinsi Maluku) melakukan pemugaran atas Benteng Amsterdam. Di benteng
Amsterdam terdapat perlengkapan perang dan barang pecah belah yang berusia
ratusan tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar