Jumat, 20 Januari 2012

Merubah Pola Perilaku

Pertama-tama marilah kita coba berandai-andai sedang mengerjakan tes psikologi. Kita tuliskan beberapa situasi yang mungkin pernah kita jalani. Situasi-situasi tersebut memerlukan respon. Contoh : "Ketika saya berkendara dan ada pengendara lain yang ngebut mendahului laju kendaraan saya, maka saya...". Pada bagian titik-titik coba kita isi, dan mungkin kita akan mengisinya dengan "maka saya akan marah-marah dan nyumpahin pengendara itu". "Maka saya..." adalah sebuah reaksi kita terhadap apa yang terjadi pada diri kita atau dapat kita sebut dengan pola tingkah laku kita.
Semua situasi yang menimpa alur waktu di kehidupan kita, selalu kita ikuti dengan aksi atau reaksi yang itu menunjukkan pola perilaku. Mulai dari hal kecil seperti bangun tidur, "saya biasa bangun tidur pagi jam 5." pola pikir sedang seperti, "istri lupa membuatkan kopi, maka saya, bla-bla-bla...", sampai pola perilaku yang bereaksi ketika mendapati situasi masalah yang pelik, "..., saya stress". Oke, baik pola kecil, sedang sampai besar itu semuanya bekerja sama membentuk pola perilaku pada kehidupan kita sampai sekarang ini. Dari situ kita bisa ambil sesuatu, yaitu, pola perilaku yang kita sebut pola kehidupan tergantung waktu kita bangun pagi. Kok bisa? bisa doong... :P, atau dengan kata lain, hidup kita adalah hasil dari waktu bangun pagi, reaksi ketika orang memotong laju kita berkendara, istri yang lupa membuat kopi untuk kita sampai reaksi kita ketika masalah pelik menghadang di depan mata.
Banyak sekali pola-pola hidup kita, pola-pola perilaku dalam kehidupan yang kita jalani, yang berderet di atas titik-titik waktu kita. Terkadang kita tak menyadari bahwa pola-pola itu ada, seakan kita seperti ikan. Wow, ikan?? Yeah, ikan tak pernah tau (saya yakin walaupun belum pernah mewancarai ikan, :P ), ketidak-tahuan ikan bahwa air adalah substansi yang vital dalam hidup mereka. Kebelum-tahuan kita akan pola-pola perilaku yang kita jalani adalah bahwa itu hal utama yang membentuk hidup kita.
Dalam pembentukan hidup, kita tidak serta-merta mengerti cara melakukannya. Yakin, manusia adalah pengamat hebat. Manusia mengamati burung dan menjadi indpirasi untuk dibuat pesawat terbang, mengamati kehidupan ikan untuk dijadikan kapal selam. Ketika belajar membentuk hidup, kita juga perlu pengamatan. Kita mengamati orang tua kita, mengamati orang-orang di sekitar kita, mengamati televisi, mengamati media. Semua itu mempengaruhi kita dalam merespon atas suatu situasi dan ikut andil dalam pembentukan hidup kita. Ketika belajar di sekolah kita diberi contoh baik dan contoh buruk, kemudian kita memberi label mana contoh yang baik dan mana contoh yang buruk. Berbeda ketika kita mengamati di lingkungan keluarga. Orang tua sering membentak ketika kita dianggapnya membuat kesalahan, dan kita akan belajar untuk membentak.
Kita seakan mesin fotocopy yang berjalan, meniru apa yang orang di lingkungan kita lakukan dengan dalih, "mereka melakukannya kok". Hidup kita seperti tak mempunyai pilihan, itu yang sering kita rasakan. Tetapi yang jelas, ketika kita inginkan hasil hidup kita lebih baik, maka kita harus, mau tidak mau, memilih dan melakukan respon atau merubah pola-pola perilaku kita. Hidup ini pilihan. Betul sekali, kita bisa merubah pola-pola perilaku yang lebih baik tentunya jika ingin hidup kita juga baik. Sekarang gini, sebelum kita merubah pola perilaku, baiknya kita melakukan observasi terhadap pola-pola hidup kita. "ketika anak kecil saya coret-coret tembok dengan pensilnya, maka saya akan menamparnya", pertanyaannya adalah apakah reaksi kita atas situasi tersebut akan berdampak positif? Maka perlu perubahan dalam kita merespon siatuasi itu. Contoh, "Ketika saya berkendara dan ada pengendara lain yang ngebut mendahului laju kendaraan saya, maka saya tersenyum dan berdoa semoga dijauhkan dari bahaya lain di jalanan", wow, ternyata kita telah merubah satu pola perilaku kita. Mudah bukan? Ada hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat merubah pola perilaku yang tidak produktif dalam hidup kita. Satu set sikap baik yang merupakan identitas dari pribadi dari diri kita.
Sebaiknya tentukan sikap-sikap yang kita lakukan untuk mencerminkan pribadi kita yang positif dan produktif. Contoh, Pak Budi adalah motivator tingkat nasional. Itu adalah identitas pribadinya. Dengan sandangan identitas tersebut, kira-kira pola perilaku atau respon seperti apa ketika dihadapkan pada situasi berikut : "jika seseorang menyapa Pak Budi > 'Apa kabar Pak Budi?'maka saya...". Apakah mungkin respon Pak Budi ketika dihadapkan situasi tersebut "maka Pak Budi menjawab dengan lemas dan dengan nada datar"??. Sangat tidak cocok dengan identitas yang dia sandang. Itulah cara kerja dibalik penentuan identitas pribadi untuk merubah pola perilaku dalam hidup kita. Merubah pola perilaku itu sebenarnya mudah. Merubah respon, berubahlah pola perilaku, jadilah pola kehidupan yang lebih baik.
Tanpa mengesampingkan perjuangan yang kuat, karena merubah pola itu tak seperti membalik telapak tangan. Oke kalo telapak tangan yang mempunyai tulang lengan yang kuat pastinya mudah untuk membalik telapak tangan. Tetapi jika tanpa perjuangan (tulang lengan) yang kuat, maka membalik telapak tangan (pola perilaku) juga takkan berhasil. Sebagai penutup, coba kita melihat lalat yang terbang dang jalur terbangnya terhalang oleh kaca. Dia akan terus-menerus mengepakkan sayapnya dan berusaha keras untuk menembus kaca tersebut. Tentu tindakan itu sia-sia karena semakin keras dia berusaha, semakin habis tenaganya. Lalat tak pernah mau mencoba untuk merubah pola. okay, itu lalat. Kita manusia kan? Sekian dan ... Rubahlah pola perilaku untuk menjadikan kualitas hidup kita lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...