Perilaku anak terkadang membuat orangtua jengkel, terutama jika sikapnya
sudah benar-benar tidak bisa ditolerir, seperti memukul temannya. Apa
yang harus orangtua lakukan? Haruskah anak dihukum?
Memberikan
hukuman terutama hukuman fisik, seperti memukulnya sangat tidak
dianjurkan. Pada anak yang berusia 1-2 tahun, mereka belum memahami arti
pukulan Anda tersebut. Anak hanya paham kalau pukulan tersebut
membuatnya sakit.
Memukul juga bisa berefek buruk pada anak di
masa depan. Ingatlah anak belajar dari orangtuanya. Jadi pastikan Anda
menjadi contoh yang baik untuk mereka. Sebaiknya Anda tidak menghukum anak dengan cara memukulnya , Sebelum
menghukum anak, kalau memang Anda perlu melakukannya, ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan. Coba tanyakan pada diri sendiri beberapa
pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah dia sudah tahu kesalahannya?
2. Perlukah dilakukan tindakan yang bisa membuatnya jera?
3. Apakah anak mungkin akan melakukannya lagi?
4. Apakah anak mengerti kalau tindakannya itu tidak baik?
Setelah
tahu jawabannya dan Anda merasa memang anak perlu dihukum, ada beberapa
cara yang bisa Anda lakukan. Cara-cara tersebut di antaranya dengan
menggunakan timeout, memberi contoh yang baik, tidak lagi memberinya
hadiah atau pujian dan membuatnya paham kalau ada konsekuensi dari
tindakannya tersebut.
Sebagai contoh, saat anak diketahui memukul
temannya, beritahu padanya kalau tindakannya itu tidak baik. Agar anak
jera, Anda bisa menghukumnya dengan tidak mengizinkan anak memainkan
mainan favoritnya atau makan makanan kesukaannya. Usahakan anak paham
kalau apa yang Anda lakukan itu adalah konsekuensi dari perbutannya.
Jangan lupa untuk memberinya pelukan setelah dia mulai tenang. Cara ini
Anda harus lakukan agar si kecil tidak merasa Anda tak menyayanginya.
Sebagai
orangtua, usahakan Anda memang sudah memberitahu anak soal berbagai
'aturan' yang harus ditaatinya dan apa konsekuensi jika dia tidak
mengikuti aturan tersebut. Misalnya saat Anda mengetahui anak tiba-tiba
menggunakan krayon atau spidolnya untuk mewarnai tembok rumah, katakan
pada mereka kalau hal itu sebenarnya tidak boleh dilakukan.
Jelaskan
padanya apa yang akan ia dapat jika tindakan tersebut diulanginya lagi.
Contohnya, anak tidak boleh memakai crayon untuk beberapa hari atau dia
harus membantu membersihkan tembok. Kalau anak masih mengulangi
perbuataannya, ingatkan lagi kalau krayon sebaiknya digunakan di buku
gambar atau di atas kertas, lalu laksanakan 'hukuman' yang sebelumnya
sudah Anda bicarakan dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar