Hampir 2 tahun genap sudah kami berpisah dalam keluarga ini dimana karena tuntutan tugas yang mengharuskan kami berjauhan sampai dibatasi oleh luasnya lautan yang memisahkan antara Bandung dengan Bandung ( Banda Aceh Ujung ) . Praktis hal ini membuatnya meninggalkan
istri dan kedua anak hasil perkawinan kami. Bagi Istriku ditinggal
suami untuk tugas kerja maupun tugas belajar adalah hal biasa karena
pekerjaan sang suami sering menuntut demikian walaupun biasanya tidak menuntut waktu yang begitu lama sih.
Tapi saat ini merupakan pengalaman pertamanya ditinggal oleh sang Papa tercinta. Perasaan
khawatir menggelayuti sang Ayah dimana rasa takut kedua buah hatinya akan terganggu
perkembangannya, maklum mereka sangat dekat dengan dirinya.
Apakah Anda sedang menghadapi situasi yang sama dengan keluarga kami di atas? Atau justru Moms lah
yang akan ditugaskan keluar kota untuk waktu yang lama? Tentu berat
meninggalkan keluarga tercinta, utamanya buah hati yang sedang
lucu-lucunya dalam waktu yang tidak sebentar.
Tenang Sobat perkembangan
si kecil tidak akan terganggu apabila selama atau sebelum meninggalkannya mental s Anda sudah dipersiapkan. Mau tahu?
Jangan Menunda Informasi
Sebelum
pergi meninggalkan si kecil untuk tugas atau bersekolah keluar
negeri/kota, berikan informasi kepada si kecil tentang penugasan Moms or Dads secara
cepat. Jangan menunggu mendekati hari H kepergian Anda! Hal ini
dikarenakan lebih cepat memberikan informasi lebih cepat pula persiapan
yang dilakukan untuk semua hal.
Informasikan secara perlahan
tentang kepergian salah satu orangtuanya sampai anak mengerti dan bisa
menerimanya. Berbeda dengan orang dewasa, proses analogical thinking
anak-anak bersifat kongkret yaitu apa yang mereka lihat itulah yang
mereka hadapi.
Ciptakan suasana kondusif sebelum akhirnya Anda
memberitahukan tentang kepergian salah satu orangtuanya. Misal, mengajak
anak bermain atau melakukan aktivitas yang menyenangkan sambil perlahan
membicarakan hal tersebut. Tentu dengan bahasa yang mudah dia pahami.
Tak
masalah bila reaksi awal si kecil bingung karena belum mengerti,
menangis atau marah. Saat menyampaikan kabar itu, pastikan pula si kecil
tetap bisa saling kontak dengan ayah/ibunya meski secara fisik
berjauhan.
Berikan pula secara lengkap dan detil tentang semua
informasi yang akan didapat ayah/ibunya selama belajar atau ditugaskan
keluar negeri. Misal, selama tugas belajar bolehkah pulang ke rumah
(saat libur, hari raya, dll) atau apakah ada fasilitas anak boleh
mengunjungi Moms or Dads yang sedang ditugaskan oleh kantor.
Hindari BerbohongKepercayaan
sangatlah penting dibina pada anak. Jadi, jangan pernah berbohong
tentang berita kepergian salah satu orangtuanya untuk bertugas/sekolah
ke suatu daerah. Karena jika anak tahu orangtuanya berbohong, bukan
tidak mungkin kelak dia tidak akan mempercayai/mendengarkan berita yang
disampaikan Anda.
Selain, jika anak melarang kepergian salah satu
orangtua, jangan selalu dituruti. Si kecil juga harus menghadapi
kenyataan bila salah satu orangtuanya harus tinggal berjauhan dengan
dirinya. Mau tidak mau si kecil harus siap. Karena ini juga merupakan
salah satu cara untuk mempersiapkan mental anak agar lebih tangguh.
Lakukan Secara Rutin
Sering
atau tidaknya komunikasi nantinya berdasarkan atas kesepakatan. Namun,
idealnya untuk membuat kontak anak dengan orangtua adalah setiap hari
dengan jangka waktu yang tak perlu lama, misalnya berkisar 5 menit
setiap hari. Isi dari komunikasi pun tak perlu berat, cukup sebuah
obrolan ringan, tentang ke mana saja si kecil hari ini, pelajaran apa
hari ini, makan apa hari ini dan lainnya. Dengan demikian, si kecil
tetap merasa orangtuanya berada dekat di sampingnya, walau sebenarnya
tinggal berjauhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar