Ketika bencana gempa dan tsunami melanda Jepang pada bulan Maret silam, dokter-dokter di sana menggunakan Twitter untuk menolong para pasiennya.
Dokter-dokter tersebut melalui akun Twitter-nya memberitahu ke para pasiennya ke mana harus menyelamatkan diri, karena jaringan telepon mati.
Dalam sebuah surat yang dipublikasikan di harian The Lancet, dokter Yuichi Tamura dan Keiichi Fukuda mengatakan bahwa mereka mengirim tweet ke 60 pasien mereka, dengan memberitahukan di mana bisa mencari obat di lokasi terdekat. Hal ini dilakukan oleh Tamura dan Fukuda karena mereka sadar bahwa jaringan telepon sudah rusak.
"Pasien yang kami tweet adalah mereka yang mengidap penyakit langka dan rumah sakit yang menyediakan obatnya juga sangat jarang," ujar Dr. Tamura dari bagian kardiologi di Keio University School Of Medicine, Tokyo.
"Kami secara langsung men-tweet ke 60 pasien tersebut dan follower kami me-retweet-nya lebih dari 100 kali. Lalu beberapa pasien ada yang tidak bisa mencapai rumah sakit karena tempat itnggal mereka terkena gempa, maka kami membawakan langsung obatnya ke mereka melalui mobil atau helikopter," jelas Tamura dan Fukuda di surat mereka.
Short message services (SMS) dan media sosial internet kini sering digunakan oleh petugas medis di seluruh dunia agar mampu melayani pasien mereka mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar