Univesitas
Pertahanan (Unhan) sebagai universitas yang membidangi ilmu pertahanan memiliki
komitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertahanan yang
memiliki wawasan luas dan nasionalis sesuai dengan visi misi Unhan.
VISI Unhan: "menjadi institusi
pendidikan tinggi pertahanan terdepan
berstandar kelas dunia dengan tetap
melestarkan nilai-nilai kebangsaan,”
MISI Unhan : ”mencetak calon pimpinan
sipil-militer yang profesional dan memiliki nilai-nilai perjuangan dan kejuangan
yang diperoleh secara empiris-akademis,”
Berkaitan dengan kurikulum dari program
Pendidikan strata-2 (magister) di Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP)
Unhan yang disusun menggunakan pendekatan holistik
dimana pengembangannya dilaksanakan pada tiga ranah yaitu kognitif,efektif,dan
psikomotor.
Untuk mewujudkan harapan yang diinginkan tersebut , dalam hal ini pembelajaran pada Prodi
Ketahanan Energi FMP Unhan diarahkan untuk meningkatkan keluasan pengetahuan dan kompetensi berpikir (kritis,kreatif,dan
strategis), kompetensi lintas budaya melalui kemampuan beradaptasi secara efektif dalam lingkungan cross-cultural competence, serta nilai-nilai
moral dan kebangsaan (integritas,nasionalisme dan identitas) dari mahasiswa.
Untuk mencapai kompetensi lulusan, pendekatan
pembelajaran diimplementasikan dalam bentuk diskusi kelompok, studi
kasus, serta kuliah kerja luar negeri (KKLN). Melalui KKLN ini mahasiswa akan
terekspos langsung pada berbagai variabel dalam dimensi politik, sosial budaya,ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.Interaksi
yang terjadi secara terencana (by design) selama KKLN dalam dimensi politik,sosial
budaya,ekonomi,pertahanan dan keamanan akan mengembangkan soft skills mahasiswa yaitu
kepercayaan diri,empati,dan komunikasi lisan.
KKLN merupakan bagian tidak terpisahkan dari defense cooperation khususnya dalam capacity building yang akan memberikan additional skills kepada para mahasiswa dalam kegiatan belajar
mengajar serta pengkajian permasalahan pertahanan.KKLN yang mengoptimalkan defence cooperation ini diharapkan akan mendorong
Unhan mencapai standar universitas berkelas dunia. Selain itu, KKLN yang
berbobot 1 (satu) sks wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Unhan. Defence cooperation dilaksanakan dengan
berbagai institusi dalam negeri dan luar negeri, salah satunya dengan Naval Post Graduate School (NPS) Monterey, USA.
Isu ketahanan energi di Indonesia kian penting terkait semakin kecilnya cadangan minyak dan gas yang dimiiki serta semakin tingginya konsumsi BBM untuk kebutuhah industri dan kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Itulah pokok utama pembicaraan utusan mahasiswa Universitas Pertahanan (UNHAN) ke Monterey, AS.
Empat belas peserta dari Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN) yang terdiri dari 10 mahasiswa Fakultas Manajemen Pertahanan Program Studi Magister Ketahanan Energi dan empat pendamping mereka selama dua minggu (24 Agustus – 6 September 2014) melakukan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) di Naval Postgraduate School (NPS) di Monterey, California, Amerika.
Walaupun isu ketahanan energi bukan merupakan hal yang baru bagi Indonesia, para peserta menyatakan banyak hal yang bisa dipelajari dari Amerika dalam hal ketahanan energi melalui KKLN itu, seperti diakui Dr. Yono Reksoprodjo, Dosen UNHAN, salah satu pendamping para mahasiswa.
”Di sini kami belajar bahwa energi tidak hanya dilihat dari satu sisi, tapi ada kaitannya dengan hal-hal lain seperti lingkungan, isu mengenai air, dan konteks-konteks lain yang cukup penting. Disini kita lihat bagaimana caranya mereka (Amerika) sharing informasi dan mencoba mendorong isu tersebut menjadi isu yang sama-sama dipahami secara konkrit. Ini menjadi sesuatu yang saya kira masih lemah di Indonesia, (yaitu) koordinasi. Di sini kita melihat bagaimana menjalin koordinasi yang baik, teknik-teknik koordinasi dari pemahaman-pemahaman berbeda,” kata Dr. Yono Reksoprodjo.
Dosen yang sekaligus penasehat Panglima TNI ini memberikan contoh bagaimana upaya pembangunan geothermal sebagai energi terbarukan, di Indonesia berjalan sangat lambat, karena adanya kebijakan-kebijakan kementerian di Indonesia yang saling bertentangan. Sebaliknya, di Amerika semua pihak terkait saling berkoordinasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi, untuk mencari jalan keluar yang nyata dan bisa diimplementasikan.
Dipilihnya Naval Post Graduate School USA selain
adanya kerjasama bidang pertahanan, karena NPS USA merupakan lembaga pendidikan
yang memiliki berbagai disiplin ilmu
yang didukung oleh para pakar dari militer maupun sipil yang berpengalaman
termasuk bidang energi pertahanan. Melalui program KKLN ke NPS USA tersebut
diharapkan para mahasiswa Prodi Ketahanan Energi Cohort-2 FMP mampu memiliki
pemahaman dan perspektif baru tentang keamanan maritim secara teoritis dan
praktis. Dalam jangka panjang diharapkan para mahasiswa tersebut dapat
mempormulasikan manajemen pertahanan dibidang ketahanan energi yang relevan
.Hasil pelaksanaan kegiatan KKLN ini
dapat dijadikan bahan saran akademis dan praktis untuk pemerintah (Kemhan)
dalam membuat kebijakan dibidang Ketahanan Energi.
Adapun Delegasi Unhan yang ditugaskan untuk kegiatan tersebut terdiri dari Personel Indonesian Defense University , Dosen dan Mahasiswa S2 Program Studi Ketahanan Energi Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan yaitu :
1. VADM Dr. D Albert Mamahit (President,
Indonesian Defense University)
2. Dr. Ir. Arsegiyanto, M. Sc (Dean of Defense Management )
3. Dr. Ir. Rudy Laksmono, M.T ( Chair of Energy Security Program )
4. Dr. Agus Reksoprodjo ( Lecturer of Energy Security )
5. Maj Suratno ( Secretary of Director )
6. Alfred Raja Duga ( Student )
7. I Wayan Ngarayana ( Student )
8. M. Jeffey Maulana ( Student )
9. Panji Gigih Perkasa ( Student )
10. Maj Sakala Harahap ( Student )
11. Sopana ( Student )
12. Sugiarso Mulia ( Student )
13. Tondi Satria Harahap ( Student )
14. Tubagus M. Iqbal ( Student )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar