Rabu, 01 Juni 2011

Bagaimana Agar Anak Tidak Sulit Untuk Diatur

Sebagai orangtua, Anda akan merasa sangat pusing saat menghadapi anak yang sulit diatur. Gara-gara hal itu, biasanya Anda malah akan memarahi anak. Padahal sebenarnya ada cara efektif dan kreatif agar si kecil tidak lagi semaunya sendiri.

Menurut Mr. Letter'no 'Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik? semua persoalan yang terjadi pada anak, sebenarnya awalnya karena orangtua juga.

Contohnya jika anak suka melawan, biasanya hal itu karena orangtuanya terlalu galak. Kalau anak manja, hmmm, Anda sebaiknya pikir lagi, siapa yang awalnya memanjakan anak.

Menuut Mr. Letter'no seharusnya orangtua jangan cepat menghakimi jika anak melakukan sesuatu hal yang menurut Anda salah. Sebagai orangtua, Anda juga harus melihat dari kacamata anak.

Untuk anak yang sulit diatur kita harus punya cara jitu untuk mengatasinya. Hal yang perlu dilakukan agar anak tak lagi semaunya sendiri adalah dengan membangun mental konsekuen sejak dini. Apa maksudnya?
"Buat aturan bersama-sama," antara Anak dengan Orang tua tentunya sebab dalam membuat aturan bersama ini tentu saja anak harus dilibatkan. Jika Anda ibu bekerja, ajak juga orang yang mengasuh anak sehari-hari, entah itu sang nenek atau pengasuh.

"Misalnya kalau anak minta dibelikan game. Buat dulu aturannya bersama-sama kapan boleh main game," 

Saat membuat aturan tersebut, anak juga perlu diajarkan disiplin. Contohnya, kalau anak tidak mengikuti aturan yang sebenarnya sudah ia sepakati itu, apa konsekuensinya. Konsekuensi tersebut tentunya juga harus dibuat bersama-sama dengan anak, dengan melibatkan dia, si kecil akan merasa orangtuanya tidak semauanya sendiri. Anak juga seperti memiliki kekuasaan, karena dia ikut terlibat dalam pembuatan aturan tersebut.

Sebagai orangtua Anda juga perlu membangun mental juang anak. Hal ini agar anak mau berusaha meraih sesuatu yang diinginkannya. Selama ini, anak menjadi manja karena memang orangtua lah yang memanjakan mereka. Apalagi orangtua yang bekerja. Mereka kerap merasa bersalah karena sudah menghabiskan waktunya berjam-jam di luar rumah, bukan dengan anak. Saat libur tiba, anak minta sesuatu, orangtua cenderung memberikannya, tanpa perlu si anak mengerti artinya berusaha.

Bagaimana caranya membangun mental juang anak? Mr Letter'no telah mempraktekkannya pada anaknya sendiri. Ia membuat daftar kebaikan atau kepintaran yang telah dilakukan anak-anaknya dalam sepekan. Bapak dua anak itu tidak lupa menyediakan hadiah untuk anak-anaknya saat mereka mampu dan mau melakukan hal-hal baik tersebut.
Daftar kebaikan atau kepintaran ini ditulis oleh si anak sendiri. Setiap pulang bekerja, Saya akan bertanya pada anak, apa yang sudah Dhimas dan Sasha lakukan hari ini. Misalnya saja, mau makan sayur, bisa memakai sepatu sendiri, bisa makan sendiri, dan lain-lain.

Hadiah yang diberikan pada mereka tidak perlu mahal-mahal. Mainan atau buku bacaan sesuai keinginannya bisa jadi salah satu contoh hadiah untuk anak dan biasanya Dhimas hanya minta kaset PS baru nah klo si cuentil Salsha minta Jepit atau cincin2an selain itu Menulis hal-hal baik ini juga termasuk salah satu cara membangun kepercayaan diri anak. Hargai hal-hal kecil yang dilakukan anak, berikan pujian jangan lupa lho sehingga si anak akan bangga tentunya.

Artikel Terkait 
1.   Tumbuhkan Rasa Disiplinan pada Anak
2.   Anak " NAKAL " Jangan Khawatir
3.   Memacu Motivasi Belajar pada Anak
4.   Perilaku Kasar Bisa Menurunkan IQ Anak
5.   Bagaimana Menghadapi Saat Anak Berbohong
6.    Mengatasi Anak Yang Manja

7.   Menumbuhkan Semangat Belajar Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...