Kamis, 20 Oktober 2011

Ucapan Yang Perlu Dihindari Terhadap Anak

Secara tidak sadar, orangtua kerap mengucapkan perkataan yang sebenarnya bisa berdampak negatif pada anak. Anak dapat menjadi tidak percaya diri, sedih atau membenci orang lain.

"Kita memang bermaksud baik, tapi terkadang kita mengatakan sesuatu hal tanpa memikirkan bagaimana anak menerimanya,"
Berikut ini bagian pertama dari 10 perkataan yang sebaiknya orangtua pikir dulu dua kali sebelum mengucapkannya pada anak:

1. "Aku Tahu Kamu Bisa Berusaha Lebih Keras"

Orangtua bisa merasa sedih atau khawatir saat tahu anak yang mereka pikir bisa lebih baik dalam urusan sekolah, olahraga atau hobinya ternyata tidak berusaha maksimal. Terkadang beberapa orangtua sampai tega mengatakan bahwa si anak terlalu pemalas.
Perkataan yang menunjukkan ketidakpuasaan orangtua atas usaha anaknya, bisa semakin tidak memotivasi anak untuk berusaha lagi. Ia menyarankan kalau memang Anda bermaksud mendorongnya untuk lebih berusaha, buat dia termotivasi dengan apa yang memang Anda harapkan.

Contoh : "Kalau kamu punya kamar yang bersih, kamu boleh menonton film favorit,"

2. "Benar Mau Makan Kue Lagi?"

Perkataan di atas sebenarnya bertujuan baik. Anda ingin anak lebih sehat dengan tidak terlalu banyak makan makanan manis.
Namun dengan mengucapkan hal seperti di atas, ucapan tersebut bisa membuat anak berpikir tentang imej tubuh yang negatif. Ketimbang dengan perkataan lebih baik kalau memang orangtua ingin anaknya makan makanan yang sehat, lakukan dengan tindakan.

Misalnya saja, stop menyimpan makanan tidak sehat dan ganti dengan snack sehat. Beri contoh pada anak pentingnya olahraga. Dorong anak untuk lebih banyak beraktivitas ketimbang hanya duduk menonton televisi atau main game.

Dalam urusan makan, cobalah juga untuk tidak melabeli anak. Misalnya saja dengan menyebut dia, "Ini anak yang tidak mau makan sayur" atau "Ini anakku yang suka makan". Cukup beri komentar positif kalau memang anak mau makan sayur atau makanan sehat lainnya.

3. "Kamu Selalu..." atau "Kamu Tidak Pernah..."

Orangtua terkadang secara refleks mengucapkan dua kalimat di atas saat melihat anak melakukan kebiasaan buruknya. Misalnya saja, "kamu nggak pernah menaruh sepatu di tempatnya" atau "kamu selalu saja bangun kesiangan".

Psikolog yang juga penulis 'A to Z Guide to Raising Happy, Confident Kids', Jenn Berman, PhD, mengatakan, Anda para orangtua sebaiknya berhati-hati pada dua kalimat di atas. "Perkataan itu bisa menjadi label yang melekat seumur hidup dalam diri anak," ujarnya.

Menurut Berman, apa yang dikatakan orangtua tentang anak, bisa membuat anak melakukan hal tersebut. Dengan mengatakan pada anak kalau dia selalu saja bangun kesiangan, misalnya, si anak akan menjadi orang yang memang kerap bangun siang.

Ketimbang melabelinya, Berman menyarankan agar orangtua membantu anak agar bisa mengubah kebiasaan buruknya itu. "Aku melihat kamu suka bangun siang. Bagaimana ya biar kamu bisa bangun pagi," begitu perkataan yang disarankan Berman.

4. "Kenapa Kamu Tidak Bisa Seperti Kakakmu/Adikmu?"

Dalam hubungan saudara dan persaingan memang jadi suatu hal yang sulit dipisahkan. Sehingga perbandingan yang diucapkan orangtua hanya akan semakin memanaskan persaingan tersebut.
Contohnya  kalau Anda mengucapkan, "Kakakmu berlatih piano dan dia luar biasa, kenapa kamu tidak bisa?", berarti Anda mengatakan pada anak kalau piano adalah kehebatan kakaknya, bukan dia.

"Perbandingan membuat kakak-beradik merasa dikotak-kotakkan, 'si pintar', 'si atlet', sehingga membuat anak kurang bersemangat untuk mencoba hal yang mereka rasa bukan bidangnya.

5. "Ayah/Ibu Sudah Bilang Kan"

Seberapa sering Anda mengucapkan kalimat di atas saat anak melakukan kesalahan yang sebelumnya memang sudah Anda peringatkan? Menurut Amy, perkataan tersebut malah bisa membuat anak merasa orangtuanya selalu benar dan dia selalu salah.

Ketimbang mengatakan kalimat di atas, ketika anak melakukan kesalahan, bantu dia menemukan solusi atas masalahnya. Misalnya saja, Anda sebelumnya sudah meminta anak stop bermain video game dan segera belajar karena dia besok akan ada ulangan di sekolah. Setelah hasil ulangan dibagikan, nilanya ternyata tidak memuaskan.

Saat situasi di atas terjadi, jangan katakan 'Sudah ibu bilang kan'. Tapi justru ucapkan hal yang memotivasinya untuk berusaha lebih baik lagi. Misalnya dengan mengatakan padanya bagaimana agar dia bisa membagi waktu antara belajar dan bermain.
Disarankan pada orangtua untuk memberitahukan anak apa efek positif kalau dia mengikuti perkataan Anda. Misalnya saja kalau dia mau belajar sebelum ulangan, katakan padanya, "Bukankan jadi lebih mudah untuk belajar tidak di saat waktu yang sudah mepet". Pastikan efek positif itu memang bermanfaat untuknya bukan Anda.

6. "Kamu Paling Hebat Kalau Main Bola"

Memang memuji anak saat mereka melakukan suatu hal yang luar biasa penting dilakukan. "Tapi pujian itu juga bisa berdampak buruk karena itu membatasinya," ujar McCready.

Selalu mengatakan pada anak, bahwa mereka anak yang pintar atau hebat, menurut McCready, bisa membuat anak takut mencoba hal-hal baru atau yang lebih menantang. "Anak takut dia tidak akan dianggap pintar lagi kalau dia hanya mendapat B bukan A," tuturnya. Anak takut dan merasa buruk karena tidak bisa memenuhi 'label' yang sudah diberikan orangtua mereka.

Ketimbang memuji berlebihan, McCready menyarankan orangtua fokus pada usaha anak dan bagaimana mereka bekerja keras. Misalnya dengan mengatakan, "berusahalah yang terbaik" atau "ibu bangga kamu sudah belajar dan dapat nilai A".

7. "Jangan Takut, Hari Pertama Sekolah Pasti Baik-baik Saja"

"Kalau Anda menyuruh anak untuk tidak merasa khawatir, Anda menghilangkan perasaannya," ujar Psikolog yang juga penulis 'A to Z Guide to Raising Happy, Confident Kids', Jenn Berman, PhD. Perkataan Anda tersebut juga tetap tidak menghilangkan kekhawatiran anak.

"Dia tetap merasa khawatir soal hari pertama sekolahnya dan dia juga semakin bertambah khawatir karena merasa khawatir," tutur Dr. Berman.

Ketimbang mengatakan 'jangan takut' atau 'jangan sedih', katakan 'ibu tahu kamu takut. Coba kasih tahu apa yang bikin kamu takut?'.

8. "Karena Aku Bilang Begitu"

Dengan mengatakan kalimat di atas, Anda akan terkesan sebagai orangtua yang otoriter. "Anda tidak menganggap kemampuan anak untuk belajar mandiri atau menyelesaikan masalah," ujar Dr. Berman.

Selain itu, ucapan tersebut juga akan membuat anak merasa tidak didengar keingiannya. Misalnya saja, saat Anda mengajak anak ke rumah tantenya, tapi dia sebenarnya lebih memilih bermain. Ketimbang mengaakan 'Karena aku menyuruhmu ke sana', bilang pada anak "Aku tahu kamu lebih suka main, tapi tante senang sekali kalau ketemu kamu".

Dengan ucapan itu, meskipun anak akan tetap mengeluh, setidaknya dia tahu keingiannya didengar. Anak juga bisa belajar dan melihat bagaimana Anda menjaga hubungan dengan keluarga.

9. "Aku Ingin Kamu Tidak Main Sama Dia. Ibu Nggak Suka Anak Itu"

"Saat Anda mengatakan kalimat di atas, anak akan jadi semakin tertarik untuk bermain dengannya," ujar Dr. Berman. Jadi sebaiknya, pikirkan dulu kenapa Anda tidak suka anak bermain dengan salah satu temannya. Apakah temannya itu Anda anggap berdampak buruk atau membahayakannya? Setelah tahu penyebabnya, ajak anak mengobrol.

"Tanya anak misalnya, kenapa dia suka bermain dengan temannya itu? Apa yang biasa mereka lakukan," tutur Dr. Berman. Dengan mengobrol ini, Anda membuka jalur komunikasi dengan anak. Nantinya anak juga bisa tahu apakah memang si teman anak baik atau bukan.

10. "Bukan Begitu Caranya. Sini Ibu Tunjukkan"

Anda minta tolong pada anak untuk menyapu lantai. Tapi ternyata dia kurang bisa mengerjakannya dengan baik. Sehingga Anda pun langsung mengambil alih apa yang sedang ia lakukan dan mengatakan kalimat di atas.
"Cara itu kurang benar karena anak tidak akan pernah belajar bagaimana melakukannya dan dia juga jadi kurang berminat untuk mencoba lagi apapun tugas yang Anda berikan," ucap Dr. Berman.




"Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan."

"Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta."

"Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi," Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?". Jawab titis air mata kedua tu," Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.""

"Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu."

"Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita."

"Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya."

"Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama."

"Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan."

"Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya."

"Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu."

"Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka"

"Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat."

"Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya."

"Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi."

"Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata "Hai" darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut."

"Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak."

"Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi."

"Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya."

"Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !"

"Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya."

"Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka"

"Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya."

"Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya."

"Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya."

"Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu."

"Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh."

"Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan."

http://noveloke.co.cc/cooment.gif
Mr. Letter'no Thea Atuh...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...