Minggu, 07 Januari 2018

DINGINNYA SUNRISE PUNCAK MENTINGAN BROMO

Sobat Blogger......
Kali ini M@s Letterno akan menceritakan serunya liburan keluarga di Gunung Bromo. Gunung Bromo adalah sebuah gunung berapi yang aktif di Jawa Timur, Indonesia. Konon guunung ini memiliki ketinggian 2,329 meter diatas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timut dan sebagai objek wiasata Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung merapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,






Pada awal tahun 2018 ini kami sekeluarga sepakat untuk rekreasi ke Gunung Bromo, kota Malang, dan kota Batu. Tujuan utama sebenarnya ke Gunung Bromo yang merupakan ikon wisata Jawa Timur yang terkenal itu. Sungguh kami belum pernah pergi ke Gunung Bromo, jadi ini jalan-jalan pertama kami ke Bromo.




Kami naik pesawat sore dari Bandung menuju Surabaya. Harapan kami bisa sampai ke Gunung Bromo untuk melihat sunrise pada pagi dini hari. Dari Bandung kami naik Lion air menuju Bandara Juanda Surabaya. Walaupun terjadi penundaan penerbangan  alias “ Delay “ akhirnya pesawat selamat mendarat di Bandara Juanda Surabaya dan disana sudah dijemput oleh Om Heri Hutomo sang Saudara Asuh hehehehe........ .
Dari Bandara kami siunggah dulu di rumah Om Heri di Sidoarjo untuk beristirahat sejenak, dengan ditemani Bro Yan mantan driver Om Heri kami berangkat malam itu juga ke Gunung Bromo melewati Pasuruan. Sekitar pukul 02.30 WIB pagi  sampai di Pananjakan lalu ganti mobil Jeep agar dapat sampai keatas di Puncak Mentingan kawasan pegunungan Tengger. Jeep adalah kendaraan yang kuat untuk melewati lautan pasir dan jalan yang menanjak di sekitar Bromo. Satu jeep diisi maksimal lima penumpang, satu orang di depan dan empat orang di belakang. Jeep-jeep  itu dikelola oleh penduduk suku Tengger. Banyak sekali jeep terdapat di halaman rumah orang Tengger. Kendaraan seperti Avanza, Xenia, atau merek lainnya jarang terlihat, mungkin karena kurang cocok untuk jalan di pegunungan dan tanah berpasir.
Mendengar kata Tengger kita pasti teringat suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo. Orang Tengger umumnya beragama Hindu. Menurut sejarah, suku Tengger adalah sisa penduduk Kerajaan Majapahit pada zaman dulu yang menolak agama Islam. Ketika Islam berkembang di Pulau Jawa melalui para Wali Songo, penyebarannya pun sampai ke kerajaan Majapahit. Sebagian penduduk Majapahit yang tidak mau masuk Islam mengungsi ke dua tempat, yang pertama ke Pegunungan Tengger menjadi suku Tengger, sebagian lagi menyeberang ke Pulau Bali, berasimilasi dengan penduduk asli di sana, dan menyebarkan agama Hindu di Pulau Bali. Demikian flashback sejarah yang saya ingat. Kalau kita melewati rumah-rumah suku Tengger, kita melihat keserupaan dengan desa-desa di Bali. Di depan rumah orang Tengger terdapat pura kecil tempat menaruh sesaji.

Jalanan menuju kawasan Bromo sangat padat malam itu. Mungkin karena malam minggu sehingga banyak wisatawan yang ingin mengejar sunrise di Bromo. Puluhan tukang ojeg menawarkan jasa ke puncak Pananjakan, mereka berkali-kali mengatakan “masih jauh ke atas, Pak/Bu”. Tarif yang diminta adalah Rp15.000 per orang. Jika dua orang berboncengan maka tarifnya tetap dihitung Rp15.00/orang. Untung Saya dan keluarga ditemani Bro Yan yang sudah tahu persis tempat itu jadi kami nggak naik ojeg untuk sampai  puncak Pananjakan yang ternyatahanya dekat saja, nggak sampai dua ratus meter dari tempat kami turun dari mobil jeep tadi ..... (lumayan ngirit Rp. 15.000 @ orang)
Malam itu langit terasa sangat dekat, mungkin karena kami berada di atas gunung. Bintang-bintang bertaburan di atas langit Gunung Bromo, terasa begitu dekatnya. Belum pernah saya melihat langit malam yang bertaburan bintang seindah malam itu, bersih tanpa polusi. Kalau kita di kota besar seperti Bandung mana pernah lagi melihat langit malam sebersih ini, untung saja waktu pertukaran mobil tadi kami sempat membeli sarung tangan, syal dan topi kupluk sehingga tangan dan jemari kami tidak kaku akibat suhu di puncak Pananjakan yang begitu dinginnya. Sarung tangan, jaket tebal, syal, dan sebo cukup mampu menanahan dinginnya suhu. Walaupun katanya sih  waktu terbaik mengunjungi Bromo adalah pada musim kemarau (Juli-Sepetember), karena cuaca saat itu sangat bagus, tiada hujan, dan langit begitu bersih. Cuman ya itu, dinginnya malam hari pada musim kemarau di gunung sangat menggigit kulit yah mungkin ini rejeki kami saat ini cuaca cerah dan bersih.
Sobat Blogger....Ternyata ratusan orang sudah berkumpul di puncak Pananjakan. Banyak penjual hidangan hangat di sini seperti jagung bakar, wedang jahe, kacang rebus, tahu goreng, bakwan, dan lain-lain. Bagi yang mau sholat jangan khawatir, ada sebuah masjid dan sebuah gardu yang difungsikan sebagai mushola. Tapi air wudhunya itu mak, sangat dingin!




Jam empat dinihari remang-remang fajar mulai terlihat dari puncak Pananjakan. Inilah awal sunrise yang ditunggu-tunggu. Ratusan orang sudah siap dengan kameranya. Benarlah, di ufuk timur langit mulai memerah, pertanda matahari akan terbit. Fajar mulai menyingsing.













Di tempat lain, di kawasan bibir jurang di puncak Pananjakan, puluhan orang berkumpul untuk bersiap-siap melihat sebuah pemandangan yang akan memukau mata. Ketika matahari semakin memperlihatkan sinarnya menerangi langit malam, sesuatu yang terselubung gelap di seberang jurang perlahan-lahan mulai terlihat bentuknya. Mula-mula berupa siluet, dan akhirnya tampaklah pemandangan yang begitu indahnya, masya Allah, bagaikan sebuah lukisan alam yang terbentang dengan indahnya dan Gunung Semeru di kejauhan tampak seperti penjaga yang menjaga kedua gunung di depannya, Bromo dan Batok.

 



 



 



Puas berfoto-foto di pincak Pananjakan, kami kembali turun ke bawah. Di sana mobil jeep sudah menunggu untuk membawa kami ke petualangan yang lebih seru lagi, yaitu melintasi lautan pasir Sabana. 





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...