Minggu, 11 Desember 2011

Sekilas Tentang Kebohongan

Diera digital, jauh lebih mudah dan umum bagi orang untuk berbohong. Anonimitas di internet memungkinkan kita untuk mengatakan apapun yang kita inginkan, terlepas benar atau salah, baik atau kejam, dengan tidak ada konsekuensi.

Sementara film dan televisi berhasil menciptakan teori menarik tentang cara mendeteksi pembohong, kenyataannya sulit untuk mendeteksi kebohongan.

Menurut pakar / ahli dalam bidang berbohong dan penipuan dimana ditulis dalam buku The Brave New World of Lying dan Deception, dinyatakan empat temuan penting seputar kebohongan yaitu ;

Kita melakukannya setiap hari

Manusia berbohong, rata-rata sekira satu kali per hari, apakah lewat komunikasi tatap muka, di telepon, atau digital.

Sulit mendeteksi

Nyatanya, mata tidak selalu mengindikasikan kebohongan. Kita percaya bahwa mempelajari gerakan mata dan/atau perubahan suara seseorang akan membantu kita mendeteksi kebohongan seseorang. Dan kedua cara tersebut sebenarnya bisa dimanipulasi.

Berbohong untuk mendapatkan pasanganSekira 80 persen profil orang yang mencari jodoh lewat kencan online di Match.com memiliki setidaknya satu kehobongan, yakni soal tinggi, berat, dan usia. Kebohongan apa yang paling sering dilakukan wanita? Berat badan. Bagaimana dengan pria? Tinggi badan.

Alasannya, kedua hal tersebut lebih mungkin untuk berubah (misalnya, dengan diet, sepatu hak tinggi, dan lain-lain), berbeda dengan usia yang cenderung tidak bisa dibohongi, kecuali jika Anda menggunakan perangkat lunak pengeditan foto atau make-up berlebihan.

Kalimat pembohong


Profil pembohong bisa diketahui lewat tiga hal, yakni:
- Kerap mengeluarkan pernyataan dengan kata "saya" (yang memungkinkan seseorang untuk secara psikologis terkesan jauh dari kebohongan)
- Kerap menggunakan kata-kata "pengecualian", seperti "tetapi", "kecuali", "selain", dan lain-lain (untuk mengurangi kompleksitas dari kebohongan).

Lebih sering menunjukkan emosi negatifFaktor terakhir ini sebagai “menutupi rasa bersalah dengan kebohongan”. Misalnya, seseorang yang mengatakan, “Kecelakaan di jalan tadi yang membuat saya terlambat sampai kantor. Sungguh mengerikan”. Ini juga merupakan metode bawah sadar untuk merangsang rasa kasihan atau simpati dari pendengar, yang kemudian kurang terfokus pada kebohongan yang coba ia tutupi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...