Rabu, 02 November 2011

Ayah Kapan Kita Bersama Lagi

Hampir 2 tahun genap sudah kami berpisah dalam keluarga ini dimana karena tuntutan tugas yang mengharuskan kami berjauhan sampai dibatasi oleh luasnya lautan yang memisahkan antara Bandung dengan Bandung ( Banda Aceh Ujung ) . Praktis hal ini membuatnya meninggalkan istri  dan  kedua anak hasil perkawinan kami. Bagi Istriku ditinggal suami untuk tugas kerja maupun tugas belajar adalah hal biasa karena pekerjaan sang suami sering menuntut demikian walaupun biasanya tidak menuntut waktu yang begitu lama sih.

Tapi saat ini merupakan pengalaman pertamanya ditinggal oleh sang Papa tercinta. Perasaan khawatir menggelayuti sang Ayah dimana rasa takut kedua buah hatinya akan terganggu perkembangannya, maklum mereka sangat dekat dengan dirinya.

Apakah Anda sedang menghadapi situasi yang sama dengan keluarga kami di atas? Atau justru Moms lah yang akan ditugaskan keluar kota untuk waktu yang lama? Tentu berat meninggalkan keluarga tercinta, utamanya buah hati yang sedang lucu-lucunya dalam waktu yang tidak sebentar.

Tenang Sobat perkembangan si kecil tidak akan terganggu apabila selama atau sebelum meninggalkannya mental s Anda sudah dipersiapkan. Mau tahu?

Jangan Menunda Informasi

Sebelum pergi meninggalkan si kecil untuk tugas atau bersekolah keluar negeri/kota, berikan informasi kepada si kecil tentang penugasan Moms or Dads secara cepat. Jangan menunggu mendekati hari H kepergian Anda! Hal ini dikarenakan lebih cepat memberikan informasi lebih cepat pula persiapan yang dilakukan untuk semua hal.

Informasikan secara perlahan tentang kepergian salah satu orangtuanya sampai  anak mengerti dan bisa menerimanya. Berbeda dengan orang dewasa, proses analogical thinking anak-anak bersifat kongkret yaitu apa yang mereka lihat itulah yang mereka hadapi.

Ciptakan suasana kondusif sebelum akhirnya Anda memberitahukan tentang kepergian salah satu orangtuanya. Misal, mengajak anak bermain atau melakukan aktivitas yang menyenangkan sambil perlahan membicarakan hal tersebut. Tentu dengan bahasa yang mudah dia pahami.

Tak masalah bila reaksi awal si kecil bingung karena belum mengerti, menangis atau marah. Saat menyampaikan kabar itu, pastikan pula si kecil tetap bisa saling kontak dengan ayah/ibunya meski secara fisik berjauhan.

Berikan pula secara lengkap dan detil tentang semua informasi yang akan didapat ayah/ibunya selama belajar atau ditugaskan keluar negeri. Misal,  selama tugas belajar bolehkah pulang ke rumah (saat libur, hari raya, dll) atau apakah ada fasilitas anak boleh mengunjungi Moms or Dads yang sedang ditugaskan oleh kantor.

Hindari BerbohongKepercayaan sangatlah penting dibina pada anak. Jadi, jangan pernah berbohong tentang berita kepergian salah satu orangtuanya untuk bertugas/sekolah ke suatu daerah. Karena jika anak tahu orangtuanya berbohong, bukan tidak mungkin kelak dia tidak akan mempercayai/mendengarkan berita yang disampaikan Anda.

Selain, jika anak melarang kepergian salah satu orangtua, jangan selalu dituruti. Si kecil juga harus menghadapi kenyataan bila salah satu orangtuanya harus tinggal berjauhan dengan dirinya. Mau tidak mau si kecil harus siap. Karena ini juga merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan mental anak agar lebih tangguh.

Lakukan Secara Rutin

Sering atau tidaknya komunikasi nantinya berdasarkan atas kesepakatan. Namun, idealnya untuk membuat kontak anak dengan orangtua adalah setiap hari dengan jangka waktu yang tak perlu lama, misalnya berkisar 5 menit setiap hari. Isi dari komunikasi pun tak perlu berat, cukup sebuah obrolan ringan, tentang ke mana saja si kecil hari ini, pelajaran apa hari ini, makan apa hari ini dan lainnya. Dengan demikian, si kecil tetap merasa orangtuanya berada dekat di sampingnya, walau sebenarnya tinggal berjauhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...