Jumat, 18 Maret 2011

Dedemit dari Gunung Kidul

Kearifan Lokal
Akibat dianggap Picisan, "Dedemit Gunung kidul" Diprotes Warga Setempat
 
  Warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta merasa dilecehkan oleh film picisan berjudul "Dedemit Gunungkidul."
 
Film berjudul Dedemit Gunungkidul garapan K2K Jakarta diprotes masyarakat Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kami tidak rela dan tidak akan membiarkan Gunungkidul dijual dalam produk film yang tidak berkualitas. -
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Pemuda Kota Gaplek Wonosari mendatangi rumah makan Pondok di Wonosari, lokasi berlangsungnya peluncuran film tersebut, Rabu (16/3/2011).
Massa memprotes penggunaan nama Gunung Kidul dalam film horor berbau sensual tersebut. Mereka menggelar orasi dan membentangkan poster bertulisan kecaman dan penolakan film yang dinilai pisican.
Mereka menuntut agar penayangan film ditunda dan dilakukan pergantian nama Gunung Kidul karena menyinggung masyarakat dan merugikan Gunung Kidul.
"Ini semua hanya kepentingan orang kota yang mengeruk keuntungan potensi Gunung Kidul, tanpa melihat dampaknya bagi masyarakat Gunung Kidul. Kami tidak rela dan tidak akan membiarkan Gunung Kidul dijual dalam produk film yang tidak berkualitas," kata Syawaludin Sulja dalam orasinya.
Ketua Forum Lintas Imam Gunung Kidul Aminudin Aziz menilai, film yang disutradarai Yoyok Dumprink ini memang memancing gerah masyarakat karena hanya menjual Gunung Kidul dengan hal-hal yang angker, mistis, dan takhyul selain adegan panas.
Dalam aksi ini, massa juga membakar sejumlah poster film yang terpampang di rumah makan tersebut. Mereka menuntut pemutaran film perdana serentak di bioskop pada 17 Maret digagalkan.
Meskipun didemo, para awak produksi film, di antaranya produser, sutradara, aktris, dan kru dari Jakarta, tetap melangsungkan acara pemotongan tumpeng menandai acara selamatan menjelang pemutaran film perdana esok hari.
Seusai memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan, seluruh awak produksi yang berencana kabur dengan mobil Inova bernopol B 23 XS dikejar massa.
Puluhan pengunjuk rasa sempat menyandera mobil dan menuntut jawaban penggunaan nama Gunung Kidul dalam film tersebut. Di tengah pengunjuk rasa, sutradara Yoyok Dumprink menyampaikan permintaan maaf dan tidak bermaksud menyinggung masyarakat Gunung Kidul.
"Saya minta maaf sekali, dan secepatnya kami akan segera membahas ini di Jakarta," ujar Yoyok dalam pengamanan ketat aparat polisi.
Hal senada juga diungkapkan produser film KK Dheeraj yang berjanji akan segara membahas di kantor PH di Jakarta. Hanya saja, Dheeraj tidak memberikan kepastian untuk mengganti nama Gunung Kidul dalam film yang hanya diproduksi selama satu bulan itu.
KK Dheeraj menambahkan, karyanya murni sebagai suatu hiburan. Dicecar pertanyaan wartawan soal kemungkinan ada pembatalan pemutaran film, ia tidak memberikan jawaban.
Pemeran utama film itu, Uli Auliani, mengaku sangat terkejut dengan unjuk rasa yang tidak diduga sebelumnya. "Biasanya kalau ada komplain langsung ke kantor produksi dan tidak saat kami ada acara seperti ini," kata aktris itu, meneteskan air mata.


Sumber : Kompas
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...